Perdebatan Habibie dan Prabowo Pasca Dicopot dari Pangkostrad
Dari Buku Detik-Detik Yang Menentukan Oleh Habibie
Jakarta - Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto dicopot tak lama setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998 silam. Prabowo sempat memohon kepada Habibie agar masa jabatannya diperpanjang. Perdebatan panas pun terjadi.
Buku 'Detik-detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi' karya BJ Habibie mencatat sejarah penting di era transisi pemerintahan menuju reformasi itu.
Seperti dikutip detikcom dari buku tersebut, Kamis (12/6/2014), pada tanggal 22 Mei 1998 tepatnya pukul 06.10 WIB BJ Habibie menelepon Jenderal TNI Wiranto dan menunjuknya sebagai Menhankam/Panglima ABRI dalam kabinet yang baru saja dibentuk. Tak sampai 3 jam kemudian Wiranto melaporkan hal penting ke Habibie.
Yang dilaporkan Wiranto adalah pergerakan Kostrad di bawah komando Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto yang tanpa sepengetahuannya. Habibie pun langsung mencopot Prabowo Subianto.
Panglima Divisi Siliwangi Mayjen Djamari Chaniago ditunjuk sebagai Pangkostrad dan baru dilantik 23 Mei 1998 keesokan harinya. Sementara itu Asisten Operasi Pangab Letjen Johny Lumintang menjadi Pangkostrad sementara dengan tugas segera mengembalikan semua pasukan ke basis masing-masing sebelum matahari terbenam.
Sebelum Pangkostrad baru dilantik, Prabowo meminta waktu bertemu Habibie di Wisma Negara. Habibie pun memberikan waktu untuk menantu Soeharto itu.
"Ketika Prabowo masuk ke ruang saya, melihat bahwa Prabowo tidak membawa senjata apa pun, saya merasa puas. Hal ini berarti pemberian 'eksklusivitas' kepada Prabowo tidak dilaksanakan lagi," kata Habibie dalam buku yang terbit perdana tahun 2006 silam itu
Habibie lantas mengungkap dialog antara dirinya dan Pangkostrad Letjen Prabowo. Kepada Habibie, Prabowo memakai bahasa Inggris. "Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," kata Prabowo, dikutip di buku tersebut.
Saya menjawab, "Anda tidak dipecat, tetapi jabatan Anda diganti," kata Habibie. "Mengapa?" tanya Prabowo.
Habibie pun menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan laporan dari Pangab terkait gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Merdeka.
"Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," kata Prabowo.
Habibie lantas menegaskan bahwa tugas pengamanan presiden ada di Pasukan Pengaman Presiden yang bertanggungjawab langsung pada Pangab.
"Presiden apa Anda? Anda naif," jawab Prabowo dengan nada marah, seperti tertulis di buku tersebut.
"Masa bodoh, saya presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie
Prabowo kemudian meminta masa tugasnya sebagai Pangkostrad diperpanjang. "Atas nama ayah saya Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," mohon Prabowo.
Habibie pun menjawab dengan nada tegas "Tidak, sampai matahari terbenamm Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru," katanya.
Namun Prabowo tetap memohon meminta waktu tiga minggu atau tiga hari saja untuk tetap menguasai pasukannya. Lagi-lagi Habibie menjawab tidak.
"Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja," tawar Habibie.
"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya," jawab Prabowo.
Habibie pun menegaskan sikapnya yang tak bisa ditawar lagi. "Ini tidak mungkin, Prabowo," tegas Habibie.
Tak lama kemudian asistennya, Letjen Sintong Panjaitan membuka pintu. "Jenderal, bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan," katanya.
Habibie memang sudah kedatangan tamu lain yakni Gubernur BI dan Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita. Setelah berpelukan dengan Prabowo, Habibie pun mengucap salam perpisahan.
Lalu seperti apa kisah selanjutnya sampai Panglima TNI Jenderal Wiranto membentuk Dewan Kehormatan Perwira?
di ambil dari Detik.com
(http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/06/12/152747/2606438/1562/3/perdebatan-habibie-dan-prabowo-pasca-dicopot-dari-pangkostrad)
Jakarta - Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto dicopot tak lama setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998 silam. Prabowo sempat memohon kepada Habibie agar masa jabatannya diperpanjang. Perdebatan panas pun terjadi.
Buku 'Detik-detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi' karya BJ Habibie mencatat sejarah penting di era transisi pemerintahan menuju reformasi itu.
Seperti dikutip detikcom dari buku tersebut, Kamis (12/6/2014), pada tanggal 22 Mei 1998 tepatnya pukul 06.10 WIB BJ Habibie menelepon Jenderal TNI Wiranto dan menunjuknya sebagai Menhankam/Panglima ABRI dalam kabinet yang baru saja dibentuk. Tak sampai 3 jam kemudian Wiranto melaporkan hal penting ke Habibie.
Yang dilaporkan Wiranto adalah pergerakan Kostrad di bawah komando Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto yang tanpa sepengetahuannya. Habibie pun langsung mencopot Prabowo Subianto.
Panglima Divisi Siliwangi Mayjen Djamari Chaniago ditunjuk sebagai Pangkostrad dan baru dilantik 23 Mei 1998 keesokan harinya. Sementara itu Asisten Operasi Pangab Letjen Johny Lumintang menjadi Pangkostrad sementara dengan tugas segera mengembalikan semua pasukan ke basis masing-masing sebelum matahari terbenam.
Sebelum Pangkostrad baru dilantik, Prabowo meminta waktu bertemu Habibie di Wisma Negara. Habibie pun memberikan waktu untuk menantu Soeharto itu.
"Ketika Prabowo masuk ke ruang saya, melihat bahwa Prabowo tidak membawa senjata apa pun, saya merasa puas. Hal ini berarti pemberian 'eksklusivitas' kepada Prabowo tidak dilaksanakan lagi," kata Habibie dalam buku yang terbit perdana tahun 2006 silam itu
Habibie lantas mengungkap dialog antara dirinya dan Pangkostrad Letjen Prabowo. Kepada Habibie, Prabowo memakai bahasa Inggris. "Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," kata Prabowo, dikutip di buku tersebut.
Saya menjawab, "Anda tidak dipecat, tetapi jabatan Anda diganti," kata Habibie. "Mengapa?" tanya Prabowo.
Habibie pun menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan laporan dari Pangab terkait gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Merdeka.
"Saya bermaksud untuk mengamankan Presiden," kata Prabowo.
Habibie lantas menegaskan bahwa tugas pengamanan presiden ada di Pasukan Pengaman Presiden yang bertanggungjawab langsung pada Pangab.
"Presiden apa Anda? Anda naif," jawab Prabowo dengan nada marah, seperti tertulis di buku tersebut.
"Masa bodoh, saya presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie
Prabowo kemudian meminta masa tugasnya sebagai Pangkostrad diperpanjang. "Atas nama ayah saya Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," mohon Prabowo.
Habibie pun menjawab dengan nada tegas "Tidak, sampai matahari terbenamm Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru," katanya.
Namun Prabowo tetap memohon meminta waktu tiga minggu atau tiga hari saja untuk tetap menguasai pasukannya. Lagi-lagi Habibie menjawab tidak.
"Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudah harus diserahkan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja," tawar Habibie.
"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya," jawab Prabowo.
Habibie pun menegaskan sikapnya yang tak bisa ditawar lagi. "Ini tidak mungkin, Prabowo," tegas Habibie.
Tak lama kemudian asistennya, Letjen Sintong Panjaitan membuka pintu. "Jenderal, bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan," katanya.
Habibie memang sudah kedatangan tamu lain yakni Gubernur BI dan Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita. Setelah berpelukan dengan Prabowo, Habibie pun mengucap salam perpisahan.
Lalu seperti apa kisah selanjutnya sampai Panglima TNI Jenderal Wiranto membentuk Dewan Kehormatan Perwira?
di ambil dari Detik.com
(http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/06/12/152747/2606438/1562/3/perdebatan-habibie-dan-prabowo-pasca-dicopot-dari-pangkostrad)
Comments
Post a Comment