Nabire

Nabire

Gambaran Umum



Kabupaten Nabire merupakan bagian dari wilayah Provinsi Papua yang terletak pada bagian utara Pulau Papua di tepi Teluk Cendrawasih dan Samudra Pasifik, serta secara astromis kabupaten Nabire berada pada posisi antara 134º,35’ BT – 136,37’ BT dan 2º,25’ LS – 4º,15’ LS.

Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Nabire adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Perairan Laut Kabupaten Yapen
Sebelah Timur : Kabupaten Waropen, Paniai dan Dogiyai
Sebelah Selatan : Kabupaten Dogiyai
Sebelah Barat : Kabupaten Kaimana dan Teluk Wondama

Kabupaten Nabire yang terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Paniai serta perubahan Nama serta Pemindahan Ibukota Kabupaten Paniai di Wilayah Provinsi Papua, mempunyai luas wilayah 15.358,01 km2 yang terbagi kedalam 22 (dua puluh dua) Distrik. Namun dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Dogiyai di Provinsi Papua, maka wilayah Kabupaten Nabire setelah pemekaran terdiri atas 15 Distrik dengan wilayah administrasi pemerintahan seluas 12.125.64 Km².

Kabupaten Nabire memiliki topografi yang bervariasi mulai dari dataran rendah, bergelombang, berbukit dan bergunung. Wilayah datar ± 47 % dari luas wilayah yang terhampar disepanjang wilayah pantai sedangkan wilayah perbukitan ± 53% yang meliputi wilayah pedalaman.

Berdasarkan perbedaan geomorfologis wilayah Kabupaten Nabire dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) Zona agrolosistem, yaitu :

Zone Dataran rendah dengan ketinggian ± 600 dpl.
Zone Ketinggian sedang ± 600 - 1500 dpl.
Zone Dataran tinggi ± yaitu di atas 1500 dpl.

Secara geologi, mengenai struktur dapat dijelaskan bahwa Nabire terletak di tepi utara Kraton Australia yang teriuk ditandai oleh jalur batuan termalihkan dan terlipatkan – Batuan Malihan Direwo – dengan lebar mencapai 50 Km. Daerahnya mencapai peralihan antara struktur Leher Burung yang berarah utara – barat - laut dan struktur Papua bagian timur yang berarah barat – peralihan yang ditandai oleh sesarsungkup Weyland yang menungkup sangat kuat. Batasan Struktur dengan arah barat yang jelas terutama jalur lipatan di sudut tenggara lembar ini.

Kabupaten Nabire karena letaknya secara geografis terdiri dari wilayah kepulauan, pesisir pantai, dataran rendah, sedang dan tinggi serta lembah dan perbukitan, sehingga iklim daerah ini tergolong Iklim Tropis Basah.

Dengan topografi sebagaimana dijabarkan diatas, mempengaruhi suhu udara dimana setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut, suhu udara mengalami penurunan rata-rata 4,0ºC sehingga suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 26,6ºC – 28,0ºC dengan suhu rata-rata 27,5ºC dan suhu maksimum mencapai 32,8ºC.

Rata-rata kelembaban udara yang terjadi di wilayah Kabupaten Nabire relatif rendah, perbulannya berkisar antara 82% - 87% dimana kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Februari serta kelembaban tertinggi pada bulan Juni dan Agustus. Rata-rata penyinaran matahari berkisar antara 52,1% - 70,4%, dengan penyinaran matahari tertinggi pada bulan junidan agustus sedangkan penyinaran matahari terendah terjadi pada bulan Maret.

Rata-rata curah hujan di Kabupaten Nabire selama tahun 2011 adalah sebesar 383,1 mm/thn, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januaridan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari.

Jumlah Penduduk.
Dari data yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nabire, diketahui jumlah penduduk Kabupaten Nabire pada tahun 2011 adalah sebanyak 180.628 jiwa yang tersebar di 15 Distrik di Kabupaten Nabire, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 43.653 KK. Sebagai catatan bahwa jumlah penduduk tersebut diatas belum termasuk suku terasing yang mendiami wilayah pedalaman Kabupaten Nabire.

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada, diketahui komposisi penduduk Kabupaten Nabire menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Laki-laki berjumlah 97.752 jiwa
Perempuan berjumlah 82.876 jiwa

Salah satu modal dasar pelaksanaan pembangunan adalah kekayaan budaya. Secara umum kebudayaan di Kabupaten Nabire terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu budaya pesisir pantai dan budaya pedalaman. Dari 15 Distrik / Kecamatan yang sangat beragam budayanya adalah Distrik Nabire karena sebagai Ibu Kota Kabupaten yang didiami oleh masyarakat dari berbagai budaya di Indonesia seperti : Batak, Padang, Jawa, Sunda, Manado, Toraja, Makasar, Bugis, Ambon, Ternate, Flobamora dan Suku-suku Papua lain di luar Kabupaten Nabire.

Sementara itu dilihat dari persebaran suku bangsa dan budaya pada tiap Distrik di Kabupaten Nabire, terdapat 4 (empat) distrik yaitu Uwapa, Siriwo, Dipa dan Menou, yang memiliki kesamaan budaya yaitu budaya suku MEE atau Ekari, sedangkan distrik lainnya di wilayah pesisir yaitu Distrik Nabire, Napan, Yaur, Wanggar, Makimi, Teluk Umar,Teluk Kimi, Yaro, Nabire Barat dan Wapoga memiliki budaya pesisir yang hampir sama.

Kehidupan sosial masyarakat pada 15 Distrik dapat dikatakan masih sangat erat terikat dengan budaya dan adat istiadat masing-masing. Dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial antar kelompok masyarakat masih dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat.

Dengan adanya keragaman budaya yang ada merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal pembangunan. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa budaya atau kebiasaan dalam masyarakat yang negatif dan menghambat pembangunan. Namun dengan semakin meningkatnya pembangunan melalui penerobosan isolasi daerah menyebabkan terjadinya transformasi sosial dimana budaya-budaya dari luar telah sedikitnya mempengaruhi budaya lokal.

Suku-suku yang mendiami Kabupaten Nabire yaitu Suku-suku asli Kabupaten Nabire seperti Mee/Ekari, Auye, Wate-Burate, Moor-Mambor dan Yerisiam-Hegure dan suku pedalaman lainnya seperti Dani, Damal, Dauwa, Nayak dan Moni. Sedangkan penduduk dari luar Kabupaten Nabire yaitu Suku Biak, Jayapura, Serui, Sorong, Manokwari, Merauke dan Fak-Fak serta penduduk asal luar propinsi Papua.

Sumber daya alam yang tersebar di Kabupaten Nabire sangat potensial antara lain terdapatnya sumber daya hutan tropis yang kaya akan berbagai jenis flora seperti Arucaria, Librocedus, Grevilka, Eucalyptus, Metrosideros, Trisnatia, Melakuca, Darydium, rotan, damar, sagu, kayu lawang, masohi dan gaharu. Kekayaan flora yang dimilki wilayah ini sangat unik dan beragam. Flora di wilayah ini dikategorikan dalam sub difisio timur dari pembagian daerah flora Indo Malaysia yang paling kaya akan tanaman berguna bagi manusia seperti kesehatan, pendidikan, penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan. Hal ini didukung oleh dataran rendah yang mengandung hutan tropis basah dan mengandung keanekaragaman floristic yang luar biasa, sehingga merupakan pusat kehidupan tanaman yang paling kaya di seluruh Indonesia. Jenis pepohonan yang ada antara lain Kayu Besi, Merbau pantai, Merbau Darat, Taun, Sagu, Cemara, Kasuarina dan jenis pandan yang berakar tinggi. Kelompok tanaman yang paling memukau adalah mengagumkan dan menakjubkan adalah Tanaman Anggrek yang terdiri dari 2.770 jenis misalnya Anggrek Tanah, rhododendhrom dan Leguminosae diantaranya Flame of Irian.

Sedangkan fauna terdiri dari 5 (lima) jenis seperti mamalia, burung, reptile dan amphibi, ikan, serangga dan binatang avertebrata. Jenis burung yang menonjol unik dan spesifik yaitu Burung Cendrawasih, Kasuari, Kakatua, Nuri, Mambruk dan Taon-Taon. Reptil yang ada seperti Buaya, biawak, penyu, berbagai jenis ular dan lain-lain. Jenis Ikan komersial yang ada adalah ikan cakalang (tuna), Selar kuning, Tenggiri, Kakap, kerapu, duyung dan berbagai jenis ikan air tawar yang terdapat di danau, sungai, rawa dan kolam. Jenis serangga yang ada antara lain berbagai jenis kupu-kupu, laba-laba dan kumbang, sedangkan jenis avertebrata adalah kerang laut, siput laut, udang dan kepiting.

Potensi di bidang pertambangan adalah terdapatnya emas, minyak bumi, marmer, kaolin, nikel, batu gamping, pasir kuarsa, granit dan batubara. Adapun persebaran potensi sumber daya alam, tambang galian golongan C, bahan galian tambang strategis dan bahan tambang vital, sebagai berikut :


Distrik Nabire : Marmer sebanyak 50.000.000 m³, minyak bumi, koalin, lempung, lumpur dan nikel serta emas.
Distrik Uwapa : Terutama emas yang saat ini dijadikan lokasi penambangan rakyat seluas 30 km², bahan galian tambang lainnya adalah koalin dan batu gamping.
Distrik Yaur : Marmer sepanjang 1 km volumenya sekitar ratusan juta m3 dan ditemukannya kandungan emas.
Distrik Napan : Minyak bumi, batubara dan emas serta potensi dataran rendah yang luas dan subur untuk pengembangan tanaman pangan dan tambak rakyat seperti budidaya udang, kepiting dan ikan bandeng.
Distrik Wanggar : emas dan lahan pertanian khususnya sawah.
Distrik Siriwo : emas dan lahan pertanian kopi, kakao, kelapa sawit serta hutan produksi yang terdapat potensi kayu, gaharu dan non kayu seperti masohi, damar dan rotan.
Distrik Teluk Umar : terdapat hasil hutan berbagai jenis kayu komersial dan non kayu, potensi hasil laut berupa berupa berbagai jenis ikan dan potensi perikanan darat air payau. Disamping itu pada sektor pertambangan terdapat kandungan emas di wilayah ini dan bahan tambang lainnya, serta perairan laut di distrik ini memiliki kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih seluas 566.500 Ha.
Distrik Makimi : terdapat berbagai hasil hutan kayu dan non kayu, potensi tambang emas dan batubara, terdapat pula potensi pertanian dan perkebunan yang menjadi sektor unggulan, serta perikanan darat air payau untuk budidaya udang, kepiting dan ikan bandeng.
Distrik Yaro : bahan tambang emas dan lahan pertanian khususnya sawah, serta perkebunan.
Distrik Teluk Kimi : terdapat potensi bahan tambang emas, lahan pertanian dan perkebunan, serta potensi hasil laut berupa berbagai jenis ikan dan potensi perikanan darat.
Distrik Nabire Barat : Lahan pertanian khususnya sawah, serta perkebunan.
Distrik Wapoga : Tambang Emas serta potensi dataran rendah yang luas dan subur untuk pengembangan tanaman pangan dan tambak rakyat seperti budidaya udang, kepiting dan ikan bandeng.
Distrik Moora : Terdapat hasil laut yang sangat kaya serta wisata Bahari yang dapat meningkatkan perekonomian Masyarakat.
Distrik Dipa : Terdapat tambang Emas dan hasil hutan yang masih melimpah.
Distrik Menou : Terdapat tambang Emas dan hasil hutan yang masih melimpah.

Diambil dan disadur dari http://www.dprdnabire.net/

Comments

Popular posts from this blog

Panjaitan dan Padan

Panjaitan dan Sinambela

Legenda Sisingamangaraja dan Panjaitan.