Legenda Sisingamangaraja dan Panjaitan.

Menurut cerita ayah saya Oloan Natigor Panjaitan (lahir, 01-07-1939), pada suatu waktu, Raja Sisingamangaraja Sinambela dan Raja Panjaitan bersepakat menemui Tulangnya (pamannya) Raja Uti Borbor/Pasaribu untuk mencari ilmu dan kerajaan.  Kedua orang ini adalah Raja di kaumnya masing-masing, dan kedua orang ini adalah bersaudara sedarah (Bapak yang sama, ibu yang berbeda). Maka berangkatlah kedua orang raja ini. Ketika mereka sampai di rumahnya tulangnya ini, yang menemui hanya istrinya (Nantulang mereka) dengan alasan Tulang mereka sedang bekerja. Maka disampaikanlah maksud kedatangan mereka berdua, yaitu untuk meminta berkat / tuah dari tulangnya Raja Uti. Disampaikan nantulangnya inilah maksud kedatangan mereka ke tulangnya Raja Uti.  Lalu Raja Uti pun berpikir, kiranya mereka berdua ini diujinya dulu sebelum diberikannya Tuah Kerajaan itu kepada ponakan-ponakannya ini.Disuruhnyalah kedua keponakannya ini untuk menangkap kuda putihnya yang lepas.  Maka kedua orang Raja ini pun dengan menggunakan kekuatan dan keahliannya masing-masing mencoba menangkap kuda putih Raja Uti. Akhir kata yang berhasil menangkap kuda putih Raja Uti adalah Raja Panjaitan, dengan perangkapnya.
Maka melapporlah kedua orang ini ke tulangnya Raja Uti, lagi-lagi mereka hanya diterima oleh istri tulangnya ini (Nantulangnya). Sebenarnya masih banyak lagi ujian yang diberikan Raja Uti kepada dua Raja ini, tetapi tidak dijelaskan secara detil. Tetapi yang berulang terjadi adalah perintah selalu disampaikan oleh istri Raja Uti.  Sautu ketika dijamu Raja Utilah mereka makan, tetapi Raja Panjaitan meminta kepada nantulangnya supaya nantulangnya juga menyediakan menu batang singkong yang direbus dengan potongan cukup panjang.  Walaupun heran, Nantulangnya ini pun menyediakan permintaan keponakannya ini. Tibalah saat makan, istri Raja Uti telah menyediakan semua makanan, tetapi Raja Uti tidak muncul juga. Dipersilahkan istri Raja Utilah mereka makan, maka diambil Si Raja Panjaitan inilah batang Singkong yang direbus itu, sehasta kira-kira panjangnya. Karena panjang maka mendongaklah keatas Si Raja Panjaitan untuk memasukkannya batang singkong ini ke mulutnya. Terlihat Si Raja Panjaitan inilah Raja Uti duduk memperhatikan mereka di tingkap-tingkap atas rumah. Manggora (berseru) lah Si Raja Panjaitan  ”Ai di si doho Tulang, beta rap mangan ma hita.” Demikianlah mereka dapat bertemu muka dengan tulangnya Raja Uti, dengan perangkap yang dibuat Si Raja Panjaitan. Ternyata tulang mereka ini Raja Uti mempunyai wajah yang agak aneh, yaitu muncung (mulut) yang panjang.  Maka turunlah Raja Uti makan bersama-sama dengan mereka.  Karena mereka telah lulus berbagai ujian oleh Raja Uti, maka diberkatilah mereka, Harajaon dan Hamoraon di Si Raja Panjaitan, Harajaon dan Hasaktion di Raja Sisingamangaraja. Dan Si Raja Panjaitan mendapat gelar baru Si Raja Sijorat Paraliman, karena telah menjerat/memerangkap tulangnya Raja Uti. 
Kedua raja ini menjadi raja di kaumnya masing-masing, tetapi kemana kedua raja ini pergi, kewilayah diantara keduanya dia juga adalah raja disitu. Wilayah Raja Sisingamangaraja di sebelah Timur, wilayah raja Si Jorat Paraliman di sebelah Barat, akan tetapi bila Raja Sijorat pergi ke sebelah timur diwilayahnya Raja Sisingamangaraja dia juga adalah raja disana. Begitulah hubungan antara Panjaitan dengan Raja Sisingamangaraja Sinambela, mereka adalah satu.
Demikianlah Legenda Sisingamangaraja dengan Raja Panjaitan Sijorat Paraliman.
Oleh : Dibangarna Panjaitan berdasarkan cerita dari para orang tua, created 10 Februari 2011

Comments

  1. Raja panjaitan bapaknya adalah tuan dibangarna dan raja sinambela bukan anaknya sama sekali

    ReplyDelete
  2. Sejarah di atas tentang Raja Sijorat I. Panjaitan generasi ke-4. Cicitnya Tuan Dibangarna.

    ReplyDelete
  3. Raja Sisingamangaraja Sinambela dan Raja Panjaitan bersepakat menemui Tulangnya (pamannya) Raja Uti Borbor/Pasaribu untuk mencari ilmu dan kerajaan. Kedua orang ini adalah Raja di kaumnya masing-masing, dan kedua orang ini adalah bersaudara sedarah (Bapak yang sama, ibu yang berbeda). Ibu berbeda kok Tulangnya sama (Raja Uti)? Kalau satu Bapak, kenapa Beda Marga? Molo Se-Ibu baru masuk akal ini cerita....coba dicek kembali...

    ReplyDelete
  4. Marga Pandjaitan dan Panjaitan sama atau engga ya min?
    Saya bingung, dulu saya dengar beda... Tapi rata-rata tidak ada yang mengetahui nya

    ReplyDelete
  5. Orang tua Raja Panjaitan adalah TUAN DIBANGARNA, adk2nya Siagian, Silitonga dan Sianipar. Dan Raja Panjaitan hanya mempunyai 1 soripada yaitu br Hasibuan 🙏🙏🙏

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Panjaitan dan Padan

Panjaitan dan Sinambela